Jadi Fundraiser di Dompet Dhuafa
- Mutia Rabbani
- Jan 22, 2017
- 3 min read
Bertugas sebagai Fundraiser atau penggalang dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) untuk lembaga amal bukan hal yang mudah. Baiknya untuk koreksi orientasi. Jika tidak, maka fokus akan pecah.

Kementerian Keuangan Gedung Notohamiprodjo, Kebijakan Fiskal, adalah tempat pertama saya menjalani kegiatan Fundraising Sahabat Humanesia (Bencana Alam dan Kemanusiaan) di Dompet Dhuafa. Hari pertama cukup menurunkan semangat saya karena bersebelahan dengan booth Bank Mandiri dengan Tukar Poin nya.
Walau telah banyak membaca mengenai ZISWAF, produk dari Dompet Dhuafa dan isu kemanusiaan yang tengah marak, ternyata sangat tidak cukup. Satu hal yang harus dipelajari yaitu mengamati medan, mengamati sekitaran Gedung Notohamiprodjo itu sendiri.
Jalan empat hari, saya berkesimpulan bahwa “Jangan terlalu fokus dengan pegawai Kementerian Keuangan, tapi coba jadikan para tamu Kementerian Keuangan sebagai target donatur yang utama,”. Eksperimen saya yang cukup sotoy ini saya jalankan dan wow nya itu berhasil.
Pegawai Kementerian Keuangan bukannya diabaikan, ada waktu-waktu tertentu untuk mereka menerima Fundraising dari Dompet Dhuafa. Seperti setelah jam makan siang, jam pulang kerja atau memang saat mereka lalu lalang. Sisanya? Kita berkelana ke para tamu dari berbagai daerah, memberikan edukasi mengenai ZISWAF dan produk Dompet Dhuafa.

Mudah atau sulit? Menurut saya cukup sulit. Jika hanya duduk atau mengandalkan bagi brosur tanpa ada kalimat persuasif ya sulit. Dari pengalaman saya yang sangat sedikit ini, banyak dari mereka tidak berdonasi kecuali dihampiri.
Saya dan rekan konter pernah mencoba, dalam satu hari menurunkan intensitas canvasing (bagi brosur). Perolehan donasi hari itu menurun. Berarti memang tugas fundraising diperlukan sekali. Jika perlu gunakan cara profesional.
Betapapun seorang Fundraiser bangga dengan status kerja serta telah melaksanakan pokok tugasnya, tetap saja Fundraiser harus fokus pada tujuan profesi. Apa tujuannya? Menggalang dana dengan hasil mencapai target perolehan.
Harapannya, jika Fundraiser fokus pada tujuan, semua keharusan yang dituntut oleh lembaga seperti tepat waktu, canvasing, dan komunikatif akan berjalan dengan baik. Berbeda jika orientasi kerja berbelok, yang akan didapatkan hanya akad kerja dan sertifikat. Tidak dengan kebanggaan dan pengalaman besar. Cobalah untuk percaya.
Adakah Target?
Ada. Standar target ditentukan dari perolehan konter itu sebelumnya. Namun memang biasanya target perolehan konter perkantoran lebih kecil dibanding konter di mal. Perolehan mal memang selalu besar dan donasi yang didapatkan seringkali tidak terduga.

Jika ditanya mengapa harus menggunakan sistem target, jawabannya adalah cobalah anda bernalar. Menyewa sebuah tempat untuk melakukan kegiatan fundraising tidaklah murah, apalagi jika konter di pusat perbelanjaan.
Ketika perolehan setiap harinya lebih kecil dari jumlah biaya sewa yang harus dibayar, baiknya Fundraiser bermawas diri. Belum lagi lembaga juga memberi imbalan atas jasa mereka, mawas diri yang mereka lakukan jadi berlipat.
Mau ber-Fundraising di Dompet Dhuafa?
Sebelumnya saya jelaskan mengenai kegiatan ini. Fundraising dalam hemat saya adalah kegiatan menggalang dana yang memilki tujuan sesuai dengan lembaga yang menaunginya. Kegiatan yang dilakukan juga hampir sama antara lembaga amal satu dengan yang lain.
Mau jadi Fundraiser di Dompet Dhuafa atau lembaga amal serupa? Kalau untuk Dompet Dhuafa, lembaga ini membuka lowongan untuk menjadi Fundraiser sebelum bulan Ramadhan untuk “Sahabat Ramadhan” dan sebelum hari raya Idul Adha sebagai “Sahabat THK (Tebar Hewan Kurban)”.

Jadi, kamu harus banyak cari tahu melalui website Dompet Dhuafa www.dompetdhuafa.org pada laman karir. Paling tidak satu bulan sebelum bulan Ramadhan atau dua bulan sebelum lebaran Idul Adha.
Batas pengiriman lamaran umumnya selama satu bulan semenjak dibuka lowongan. Kalau memang kualifikasi sesuai, pihak Dompet Dhuafa akan menghubungi melalui sms dan email.
Mau tahu tips nya? Apabila kamu tergabung di organisasi dan berpengalaman dalam kepanitiaan kampus, jangan pelit beri informasi di form biodata yang telah disediakan Dompet Dhuafa saat pendaftaran. Itu modal utama kamu untuk lolos tahap seleksi berkas. Jangan kosongkan data jika memang bisa kamu isi.
Setelah itu ada tahapan psikotes. Ya kamu bisa cari sendiri psikotes itu seperti apa. Tanyakan pada SiMbah Gugel saja. Psikotesnya sederhana kok. Setelah psikotes, ada tahap interview dan tes fundraising. Nah, buat yang jago ngomong, tunjukan kemampuanmu.
Sahabat Humanesia?

Sahabat Humanesia ini adalah program baru untuk penggalangan dana dari Dompet Dhuafa. Biasanya hanya ada Sahabat Ramadhan yang memiliki tujuan utama menggalang dana ZISWAF di Ramadhan dan Sahabat THK (Tebar Hewan Kurban) saat menjelang Idul Adha.
Visi dari Sahabat Humanesia adalah untuk mengumpulkan dana umat bagi bencana kemanusiaan dan bencana alam. Bukan hanya itu, donasi untuk bencana kemanusiaan dan bencana alam juga digalakan dalam program perdana ini.
Bisa dikatakan, ya memang, kami Sahabat Humanesia akhir tahun 2016 adalah Sahabat Humanesia angkatan 1. Semoga selanjutnya salah satu dari kalian yang membaca tulisan di wixsite ini bisa menjadi Sahabat Humanesia angkatan 2, Sahabat Ramadhan, dan Sahabat THK selanjutnya.
Comments